Membuat Komposter Mini Rumah Tangga dari Ember Bekas
Sudah sejak lama sekali sampah organik rumah tangga diolah menjadi pupuk kompas. Masyarakat khususnya di pedesaan telah lama memiliki metode praktis dalam pengolahan sisa bahan organik yang datang dari rumah.
Begitulah masyarakat secara tradisional mengolah sampah. Sampah yang ditimbun dalam tanah secara alami akan terurai sehingga menjadi pupuk yang menambah kesuburan tanah. Dari bekas-bekas lubang sampah di dalam tanah ini kemudian dapat ditanam berbagai macam tanaman atau diambil medianya untuk bertanam.
Di tengah makin terbatasnya lahan untuk mengolah sampah secara tradisional, komposter mini skala rumah tangga ini dapat dibuat dengan tujuan untuk mengolah sampah organik dapur menjadi pupuk kompos sekaligus pupuk cair.
Wadah dapat dibuat dari ember bekas, drum, tong sampah atau jerigen bekas berukuran besar. Bahan yang digunakan baik berasal dari plastik bukan logam agar tidak berkarat.
Saringan cairan dalam ember dapat dibuat dari tutup ember bekas yang diberi lubang secara merata. Lubang-lubang yang sama juga dibuat pada pipa pralon PVC di dalam ember. Fungsi lubang ini untuk proses pertukaran udara karena komposter ini menggunakan sistem aerob. Untuk menempatkan pipa dan pralon ke dalam ember lubang-lubang bisa dibuat dengan menggunakan bor.
Selain untuk menahan lalat, kain kasa berfungsi menyaring cairan dari bahan padat. Bahan padat yang masuk ke dalam pipa seringkali membuat kran air menjadi tersumbat.
Untuk mendapatkan mikroba yang lebih aktif, cairan EM4 bisa dilarutkan terlebih dulu dalam air dengan tambahan tetes tebu atau air gula. Larutan disimpan dulu dalam wadah tertutup beberapa hari hingga tercium aroma khas manis asam. Mikroba yang telah diaktifkan ini banyak dilaporkan lebih kuat dari mikroba yang langsung dipakai dari dalam botol kemasan.
Setelah disemprot/dibasahi dengan cairan starter ini, baru bahan-bahan dimasukkan ke dalam komposter. Proses ini dapat dilakukan setiap saat hingga komposter penuh. Untuk rumah tangga yang aktif masak dengan jumlah anggota keluarga cukup banyak, dalam waktu satu mingguan saja komposter sudah penuh.
Sumbatan yang terjadi menyebabkan volume air meningkat hingga di atas saringan. Bahan kompospun menjadi tergenang oleh air sehingga proses pengomposan menjadi terganggu.
Solusinya pipa horizontal di bawah saringan sampah yang menuju ke kran bisa dihilangkan saja. Pipa sepanjang setengah diameter alas komposter ini yang menjadi biang kemacetan karena lubang porinya banyak tertutup lumpur. Karena penahan saringan jadi ikut hilang, dudukan saringan dapat ditambahkan agar saringan tidak melorot ke bawah.
Untuk komposter yang terbuat dari tong atau drum yang cukup panjang badannya, bisa ditambahkan satu lubang pintu pada dindingnya. Berguna untuk mengambil kompos padat yang sudah matang mulai dari bagian bawah. Saringan bisa dimodifikasi dengan dibelah kemudian digabung lagi dengan kawat yang difungsikan sebagai engsel agar bisa buka tutup. Tempatkan saringan yang berengsel tepat di atas kran air.
Jika kran tersumbat lagi, lubang kran tinggal ditusuk dengan lidi atau kawat. Atau dari pintu bawah bisa dibuka engsel saringan untuk pembersihan sumbatan dari dalam. Agar volume air lindi tidak menggenang, lakukan panen pupuk cair ini secara teratur. Pembersihan alat ini secara berkala tetap diperlukan untuk membersihkan endapan lumpur di bagian alas tabung komposter karena volumenya semakin lama semakin naik.
Untuk saringan penahan masuknya lalat di bagian dalam baik tidak dibuat dari kain kasa. Kasa terbuat dari kain akan mudah hancur dalam hitungan minggu. Baik diganti dengan ram kawat lubang kecil-kecil penahan nyamuk yang banyak dijual di toko besi atau bangunan.
Posting Komentar