Membuat Komposter Mini Rumah Tangga dari Ember Bekas

 Sudah sejak lama sekali sampah organik rumah tangga diolah menjadi pupuk kompas. Masyarakat khususnya di pedesaan telah lama memiliki metode praktis dalam pengolahan sisa bahan organik yang datang dari rumah.

Komposter Lubang Tanah
Daun-daun yang gugur dari pohon yang ada dirumah, ranting muda juga sisa bahan sayur dapur dimasukkan dalam sebuah lubang yang khusus dibuat di dalam tanah. Jika lubang telah penuh bagian atas akan ditimbun dengan tanah dan dibuatkan lubang baru di tempat lain.

Begitulah masyarakat secara tradisional mengolah sampah. Sampah yang ditimbun dalam tanah secara alami akan terurai sehingga menjadi pupuk yang menambah kesuburan tanah. Dari bekas-bekas lubang sampah di dalam tanah ini kemudian dapat ditanam berbagai macam tanaman atau diambil medianya untuk bertanam.

Di tengah makin terbatasnya lahan untuk mengolah sampah secara tradisional, komposter mini skala rumah tangga ini dapat dibuat dengan tujuan untuk mengolah sampah organik dapur menjadi pupuk kompos sekaligus pupuk cair.

Wadah dapat dibuat dari ember bekas, drum, tong sampah atau jerigen bekas berukuran besar. Bahan yang digunakan baik berasal dari plastik bukan logam agar tidak berkarat.







Ember Bekas Cat Dinding
Praktek membuat komposter mini ini menggunakan ember bekas cat tembok berukuran 25 kg. Bagian dalam ember dipasang instalasi pipa pralon. Susunannya dapat dilihat pada gambar di atas. Selain potongan pipa, yang diperlukan adalah sambungan T dan sambungan siku juga sebuah kran air.



Saringan cairan dalam ember dapat dibuat dari tutup ember bekas yang diberi lubang secara merata. Lubang-lubang yang sama juga dibuat pada pipa pralon PVC di dalam ember. Fungsi lubang ini untuk proses pertukaran udara karena komposter ini menggunakan sistem aerob. Untuk menempatkan pipa dan pralon ke dalam ember lubang-lubang bisa dibuat dengan menggunakan bor.



Pemasangan Saringan
Agar dapat duduk dengan baik, saringan dapat ditambahkan empat buah kaki dari potongan pralon sepanjang 7 hingga 10 cm yang diikat vertikal di bagian bawahnya seperti model di atas. Bisa juga dengan pemasangan 2 buah pralon ukuran kecil yang dipasang horizontal saling menyilang dengan cara memasukkannya pada empat buah lubang yang dibuat di dinding ember.

Komposter Berlalat
Sampah biasa identik dengan lalat. Begitupun juga komposter ini. Untuk meminimalkan komposter menjadi tempat bertelur lalat, kain kasa perlu dipasang pada lubang-lubang udara yang ada. Termasuk juga lubang-lubang pada pralon di dalam ruang ember. Jika masih juga muncul belatung biasanya bahan yang dimasukkan ke dalam komposter telah dihinggapi telur lalat sebelumnya.

Selain untuk menahan lalat, kain kasa berfungsi menyaring cairan dari bahan padat. Bahan padat yang masuk ke dalam pipa seringkali membuat kran air menjadi tersumbat.


Pemanfaatan
Sebelum dimasukkan ke dalam komposter, sisa-sisa organik dari dapur ukurannya diperkecil. Diiris dengan pisau atau dengan gunting. Jika menginginkan pengomposan berlangsung lebih cepat, bisa ditambahkan cairan starter untuk kompos seperti EM4 atau Boischa. Cairan ini berisi mikrorganisme yang akan embantu proses pengomposan berlangsung lebih cepat

Untuk mendapatkan mikroba yang lebih aktif, cairan EM4 bisa dilarutkan terlebih dulu dalam air dengan tambahan tetes tebu atau air gula. Larutan disimpan dulu dalam wadah tertutup beberapa hari hingga tercium aroma khas manis asam. Mikroba yang telah diaktifkan ini banyak dilaporkan lebih kuat dari mikroba yang langsung dipakai dari dalam botol kemasan.

Setelah disemprot/dibasahi dengan cairan starter ini, baru bahan-bahan dimasukkan ke dalam komposter. Proses ini dapat dilakukan setiap saat hingga komposter penuh. Untuk rumah tangga yang aktif masak dengan jumlah anggota keluarga cukup banyak, dalam waktu satu mingguan saja komposter sudah penuh.

Tanaman Mati setelah diberi Pupuk Cair?
Dalam proses pengomposan ini, selain menghasilkan pupuk padat juga menghasilkan pupuk cair/lindi. Cairan ini selain berisi sisa air starter kompos yang berisi mikroba juga cairan yang keluar dari bahan organik yang membusuk. Cairan yang terkumpul di bagian bawah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair.

Harap hati-hati dalam memanfaatkan cairan ini. Pupuk cair yang terlalu kental atau belum matang benar malah akan membuat tanaman anda kepanasan hingga malah mati. Pupuk cair perlu diencerkan sebelum dipakai. Sejumlah praktisi memberikan resep satu bagian pupuk cair ini dicampur dulu dengan air dua puluh lima bagian baru diberikan pada tanaman. 
Atau, silakan berexperiment dengan pengencerannya misalnya 1 : 10, 1 : 15 atau 1 : 20  hingga mendapatkan hasil terbaik.

Evaluasi Pemakaian
Setelah pemakaian hampir dua bulan, kesimpulan sementara komposter model ini ternyata rawan tersumbat. Meskipun sudah ada saringan, karena partikel kecil yang tersaring dapat membentuk endapan lumpur akhirnya lubang-lubang yang dibuat pada pipa menuju kran menjadi tertutup. Akibatnya kran menjadi tersumbat pula. Sumbatan tetap saja terjadi meskipun lubang kran sudah ditusuk kawat panjang berkali-kali.

Sumbatan yang terjadi menyebabkan volume air meningkat hingga di atas saringan. Bahan kompospun menjadi tergenang oleh air sehingga proses pengomposan menjadi terganggu.

Solusinya pipa horizontal di bawah saringan sampah yang menuju ke kran bisa dihilangkan saja. Pipa sepanjang setengah diameter alas komposter ini yang menjadi biang kemacetan karena lubang porinya banyak tertutup lumpur. Karena penahan saringan jadi ikut hilang, dudukan saringan dapat ditambahkan agar saringan tidak melorot ke bawah.



Untuk komposter yang terbuat dari tong atau drum yang cukup panjang badannya, bisa ditambahkan satu lubang pintu pada dindingnya. Berguna untuk mengambil kompos padat yang sudah matang mulai dari bagian bawah. Saringan bisa dimodifikasi dengan dibelah kemudian digabung lagi dengan kawat yang difungsikan sebagai engsel agar bisa buka tutup. Tempatkan saringan yang berengsel tepat di atas kran air.

Jika kran tersumbat lagi, lubang kran tinggal ditusuk dengan lidi atau kawat. Atau dari pintu bawah bisa dibuka engsel saringan untuk pembersihan sumbatan dari dalam. Agar volume air lindi tidak menggenang, lakukan panen pupuk cair ini secara teratur. Pembersihan alat ini secara berkala tetap diperlukan untuk membersihkan endapan lumpur di bagian alas tabung komposter karena volumenya semakin lama semakin naik.

Untuk saringan penahan masuknya lalat di bagian dalam baik tidak dibuat dari kain kasa. Kasa terbuat dari kain akan mudah hancur dalam hitungan minggu. Baik diganti dengan ram kawat lubang kecil-kecil penahan nyamuk yang banyak dijual di toko besi atau bangunan.